Cita-cita andi
Perjalanan Hidup Andi di Desa Hijau
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau dan sungai yang jernih, hiduplah seorang anak bernama Andi. Sejak kecil, Andi dikenal sebagai anak yang penasaran dan selalu ingin belajar. Setiap pagi, sebelum pergi ke sekolah, ia membantu ibunya menyiangi tanaman di ladang atau mengambil air di sumur.
Setelah selesai, Andi berlari-lari kecil ke sekolah bersama teman-temannya, melewati jalan tanah yang sesekali becek jika hujan turun semalam. "Ayo cepat! Kita harus sampai sebelum Pak Guru datang!" seru Andi dengan semangat.
Mimpi Andi
Andi sangat suka pelajaran Matematika dan Sains. Saat pelajaran selesai, ia sering duduk di bawah pohon besar di dekat sekolah, menggambar jembatan di buku tulisnya. "Suatu hari nanti, aku mau membangun jembatan di desa ini," katanya kepada teman-temannya.
Mereka hanya tertawa. "Jembatan? Untuk apa? Kita kan sudah punya rakit buat menyeberangi sungai!" kata salah seorang temannya.
Andi tersenyum, tapi dalam hatinya ia yakin. Setiap musim hujan, sungai di desanya sering meluap, membuat anak-anak kesulitan ke sekolah. Ia ingin mengubah itu.
Perjuangan Andi
Namun, perjalanan Andi tidak mudah. Setelah lulus SD, ia harus pergi ke kota untuk melanjutkan sekolah. Perpisahan dengan orang tuanya terasa berat, tapi ia tahu ini adalah langkah menuju mimpinya. Di kota, Andi belajar dengan giat, meski sering merindukan desanya yang damai.
Suatu hari, ia melihat desain jembatan dalam buku di perpustakaan. Matanya berbinar. "Aku akan membangun jembatan itu di desaku," bisiknya.
Kembalinya Andi
Tahun-tahun berlalu, dan akhirnya Andi kembali ke desanya sebagai seorang insinyur. Kini, ia bukan lagi anak kecil yang suka berlarian di sawah, tetapi seorang pemuda yang membawa perubahan. Dengan bantuan warga, ia mulai membangun jembatan yang selama ini hanya ada dalam impiannya.
Beberapa bulan kemudian, jembatan itu berdiri kokoh. Anak-anak desa bisa pergi ke sekolah tanpa takut banjir, dan warga bisa melintas dengan mudah.
Di suatu sore, Andi duduk di tepi jembatan, menatap matahari yang mulai tenggelam. Seorang anak kecil berlari mendekat. "Kak Andi, aku juga ingin jadi insinyur seperti Kakak!" katanya penuh semangat.
Andi tersenyum. Ia tahu, mimpinya bukan hanya tentang membangun jembatan, tapi juga menanam harapan bagi anak-anak di desanya.
Komentar
Posting Komentar