Cerita pendek

Cita-cita andi

Gambar
Perjalanan Hidup Andi di Desa Hijau Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau dan sungai yang jernih, hiduplah seorang anak bernama Andi. Sejak kecil, Andi dikenal sebagai anak yang penasaran dan selalu ingin belajar. Setiap pagi, sebelum pergi ke sekolah, ia membantu ibunya menyiangi tanaman di ladang atau mengambil air di sumur. Setelah selesai, Andi berlari-lari kecil ke sekolah bersama teman-temannya, melewati jalan tanah yang sesekali becek jika hujan turun semalam. "Ayo cepat! Kita harus sampai sebelum Pak Guru datang!" seru Andi dengan semangat. Mimpi Andi Andi sangat suka pelajaran Matematika dan Sains. Saat pelajaran selesai, ia sering duduk di bawah pohon besar di dekat sekolah, menggambar jembatan di buku tulisnya. "Suatu hari nanti, aku mau membangun jembatan di desa ini," katanya kepada teman-temannya. Mereka hanya tertawa. "Jembatan? Untuk apa? Kita kan sudah punya rakit buat menyeberangi sungai!" kata salah seorang temannya. Andi ter...

Cahaya kecil

             Cahaya Kecil di Malam Ramadhan

Senja Menjelang Tarawih
Matahari mulai tenggelam, langit berubah jingga keunguan. Di sebuah desa kecil, seorang anak bernama Fajar bersiap-siap mengenakan sarung dan pecinya. Dengan wajah penuh semangat, ia menggandeng tangan ibunya menuju masjid

Sholat Tarawih
Di dalam masjid, suara imam melantunkan ayat suci, menggema dalam hati setiap jamaah. Fajar berdiri di antara saf, mencoba mengikuti gerakan sholat dengan khusyuk. Kadang-kadang ia menguap kecil, tetapi tetap berusaha menyelesaikan rakaat demi rakaat. Seusai sholat, ia bermain sebentar dengan teman-temannya di pelataran masjid, tertawa riang di bawah langit Ramadhan yang penuh berkah.

Malam Takbiran
Hari-hari berlalu, Ramadhan pun hampir usai. Malam takbiran tiba. Suara bedug bertalu-talu, gema takbir menggema di seluruh penjuru desa. Fajar dan teman-temannya berlarian membawa lampion kecil, wajah mereka dipenuhi kebahagiaan. "Besok Lebaran!" serunya dengan gembira.

Pagi Hari Raya
Mentari pagi bersinar hangat di Hari Raya Idul Fitri. Fajar memakai baju koko barunya, harum wangi khas minyak wangi ibu. Setelah sholat Ied, ia bersalaman dengan orang tua dan keluarganya, memohon maaf dengan hati tulus. Tak lupa, ia berlari ke kakek-neneknya, mencium tangan mereka dengan penuh hormat.

Kebahagiaan Kecil
Siang harinya, Fajar dan teman-temannya bermain bersama, membagikan senyum dan tawa. Amplop kecil berisi uang Lebaran ia genggam erat, bukan karena nominalnya, tetapi karena kebahagiaan yang menyertainya. Ramadhan telah berakhir, namun kehangatan dan kebersamaannya akan selalu terpatri dalam hatinya.

Penutup
Ramadhan pergi, namun kenangannya akan selalu hidup. Seperti Fajar, semoga kita semua selalu membawa cahaya kebaikan di hati, hingga Ramadhan berikutnya tiba.

TAMAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cita-cita andi